Desa Becirongengor adalah sebuah Desa yang tergabung dari dua dusun yaitu dusun Beciro dan dusun Ngengor. yang nama desa tersebut diambil dari sebuah kisah/cerita turun temurun dari sesepuh desa. yang konon ada sebuah MBET (kolam/rowo yang berbentuk sumur yang dulunya berasal dari sebuah tikungan danau dari Desa Terung) yang konon ceritanya kolam/rawa itu tak bisa buntu setelah diurug dengan tanah dan beberapa tumpuk damen (pohon padi yang sudah dipanen).
Sekalipun berkali-kali diurug tetap saja yang namanya MBET itu terbuka dan ada airnya, yang lebih menakutkan ditempat itu adalah tempat bersemayamnya para roh dan lelembut serta dedemit yang selalu mengganggu para manusia. hingga sekarang MBET itu masih ada, tetapi sekarang sudah ditutup atasnya dengan cor yang lebar dan ada di dalam rumah salah satu warga desa tersebut.
Di tengah- tengah peperangan melawan belanda, pasukan Pangeran Diponegoro sebagaian ada yang lari tunggang langgang menyelamatkan diri hingga ke daerah - daerah terpencil, ada yang sampai pada wilayah Beciro (sebelum menjadi Desa). ditempat ini para pasukan membaur dengan warga/rakyat kecil dan mengajarkan ajaran agama Islam. hingga pada suatu waktu salah satu murid dari pangeran Diponegoro (juga menjadi pasukan) menemukan tempat yang cocok untuk mendirikan sebuah Masjid. dan tempat itu berupa rawa-rawa yang angker dan ada Mbet-nya (kubangan tanah / kolam). penduduk setempat diajak gotong royong memotong pohon - yang ada disekitar dan membersihkan tempat itu untuk dibangun sebuah Masjid, tapi yang namanya Mbet itu diurug tanah hingga bertumpuk - tumpuk tetap saja gak buntu - buntu. akhirnya Pembangunan masjid tetap berjalan dan berada disebelah utara Mbet. dari istilah Mbet ini diambil sebuah tempat/nama yang pada akhirnya menjadi sebuah Desa yang namanya BECIRO.
Sedangakan NGENGOR berasal dari para penduduk yang ada diwilayah ngengor itu selalu berbicara ngalor ngidul tak ada juntrungannya. orang-orang disitu menyebutnya dengan bahasa jawa kakean CONGOR (terlalu banyak bicara). sedangkan fersi lain menyebutkan bahwa disana konon ada seorang musafir yang selalu NGENGER ( suka ikutan ) kemanapun dan dimanapun dia berada. jadi musafir itu selalu mengikuti apa kata orang-orang yang disana dan mengikuti apa yang menjadi omongan orang disana bahkan dia tinggalpun dia ikut. akhirnya dari sini orang-orang menyebutnya NGENGOR, akhirnya antara BECIRO dan NGENGOR dijadikan satu menjadi BECIRONGENGOR dan dijadikan nama pada sebuah desa dengan arti Beciko siro Ngenger (lebih baik kamu ikut) ikut dalam segala bentuk kebaikan (melakukan dan menjalani hal - hal yang baik yang bermanfaat bagi masyarakat).
Sekalipun berkali-kali diurug tetap saja yang namanya MBET itu terbuka dan ada airnya, yang lebih menakutkan ditempat itu adalah tempat bersemayamnya para roh dan lelembut serta dedemit yang selalu mengganggu para manusia. hingga sekarang MBET itu masih ada, tetapi sekarang sudah ditutup atasnya dengan cor yang lebar dan ada di dalam rumah salah satu warga desa tersebut.
Desa Becirongengor berdiri sekitar tahun 1825 masehi, yang konon sebelum terbentuk desa masih menjadi wilayah kadipaten terung yang dipimpin Raden Patah, setelah pemerintahan Majapahit Prabu Brawijaya V digulingkan oleh Raden Patah dan Pusat Pemerintahan dipindahkan ke Demak, Tapi,
pemberontakan dari berbagai daerah, tidak bisa diatasi oleh Pemerintahan Demak.
Wilayah Majapahit yang dulu luas, kini terkikis habis. Praktis, wilayah Demak
Bintara hanya sebatas Jawa Tengah saja. Kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian
seolah menjauh dari Demak Bintara. Darah terus tertumpah tiada habisnya.
Perebutan kekuasaan silih berganti. Nusantara semakin terpuruk. Semakin
tenggelam dipeta perpolitikan dunia. Disusul
kemudian, pada tahun 1596 Masehi, Belanda datang ke Jawa. perubahan wilayah berganti-ganti hingga terpecah belah oleh penjajah belanda waktu itu. termasuk wilayah kadipaten terung banyak yang melepaskan diri dan banyak penduduk yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya.
Perang besar - besaran melawan belanda terjadi ditanah nusantara kita yaitu antara pasukan Belanda melawan Pasukan Pangeran Diponegoro (1825 - 1830 M). Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara, melibatkan pasukan Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock. Akibat perang ini, penduduk Jawa yang tewas
mencapai 200.000 jiwa, sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000
tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi. Akhir perang menegaskan penguasaan
Belanda atas Pulau Jawa.
Di tengah- tengah peperangan melawan belanda, pasukan Pangeran Diponegoro sebagaian ada yang lari tunggang langgang menyelamatkan diri hingga ke daerah - daerah terpencil, ada yang sampai pada wilayah Beciro (sebelum menjadi Desa). ditempat ini para pasukan membaur dengan warga/rakyat kecil dan mengajarkan ajaran agama Islam. hingga pada suatu waktu salah satu murid dari pangeran Diponegoro (juga menjadi pasukan) menemukan tempat yang cocok untuk mendirikan sebuah Masjid. dan tempat itu berupa rawa-rawa yang angker dan ada Mbet-nya (kubangan tanah / kolam). penduduk setempat diajak gotong royong memotong pohon - yang ada disekitar dan membersihkan tempat itu untuk dibangun sebuah Masjid, tapi yang namanya Mbet itu diurug tanah hingga bertumpuk - tumpuk tetap saja gak buntu - buntu. akhirnya Pembangunan masjid tetap berjalan dan berada disebelah utara Mbet. dari istilah Mbet ini diambil sebuah tempat/nama yang pada akhirnya menjadi sebuah Desa yang namanya BECIRO.
Sedangakan NGENGOR berasal dari para penduduk yang ada diwilayah ngengor itu selalu berbicara ngalor ngidul tak ada juntrungannya. orang-orang disitu menyebutnya dengan bahasa jawa kakean CONGOR (terlalu banyak bicara). sedangkan fersi lain menyebutkan bahwa disana konon ada seorang musafir yang selalu NGENGER ( suka ikutan ) kemanapun dan dimanapun dia berada. jadi musafir itu selalu mengikuti apa kata orang-orang yang disana dan mengikuti apa yang menjadi omongan orang disana bahkan dia tinggalpun dia ikut. akhirnya dari sini orang-orang menyebutnya NGENGOR, akhirnya antara BECIRO dan NGENGOR dijadikan satu menjadi BECIRONGENGOR dan dijadikan nama pada sebuah desa dengan arti Beciko siro Ngenger (lebih baik kamu ikut) ikut dalam segala bentuk kebaikan (melakukan dan menjalani hal - hal yang baik yang bermanfaat bagi masyarakat).
Desa Becirongengor adalah merupakan Desa yang amat subur dan makmur, yang wilayahnya melingkup berbentuk segi empat namun agak melonjong, luas kira-kira 176,510 HA, sebelah barat adalah Desa Karangpuri, sebelah Utara Desa Karangpuri dan Cangkringsari wilayah kec. Sukodono, dan sebelah timur dan selatan adalah Desa Sawo Cangkring serta Desa Lambangan, sebagian wilayahnya adalah persawahan dengan luas 110 HA, terletak pada geografis diketinggian permukaan laut 11 meter, dengan suhu rata-rata 23-35 derajat celsius, topografi dataran rendah dengan banyaknya curah hujan 1800-2000 mm pertahun.
Desa Becirongengor memiliki penduduk dengan jumlah 4.300 jiwa. yang rata-rata sebagian besar mata pencahariannya bertani sedangkan tata pemerintahannya tidak jauh beda dengan desa yang lainnya, dengan struktur lembaga pemerintah yang ada. gotong royong dalam membangun desa dan kerukunan antar tetangga adalah wujud dari kesatuan dan persatuan warga desa.
Desa Becirongengor diatur oleh Tata Pemerintahan Daerah yang dikepalai oleh Kepala Desa dan dibantu Lembaga Desa lainnya seperti BPD, LPMD, Ketua RW dan Ketua RT. dalam menjalankan laju roda pemerintahan, Desa Becirongengor bekerja dengan gigih dan keras demi mendapatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. tak heran jika dari semua elemen baik warga maupun yang ditokohkan dimasyarakat saling bekerja sama bahu membahu tanpa ada perbedaan.
Desa Becirongengor memiliki dua Masjid 17 Musholla atau Langgar dan dua makam Islam yang masing-masing terletak pada tiap-tiap dusun. di dusun Beciro nama Masjidnya Roudlotul Jannah dan di dusun Ngengor bernama Masjid Baitur Rokhim sebagai bukti bahwa masyarakat Desa Becirongengor adalah pemeluk muslim sejati yang selalu meluangkan waktunya untuk beribadat.
by : Zang Pemuja
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusVersi wong ciro gak respek ngawor ngalor ngidul. Mangkane ora iso rukun
BalasHapusPean wong ngengor ya.. Hhh
HapusApakah Valid sumber berita ini?
HapusPerlu dikaji lagi
BalasHapusKecamatan wonoayu bukan sukodono
BalasHapusHanya bisa membaca
BalasHapusBoleh tau siapa yg menulis artikel ini?
BalasHapusLumayan.....tapi kurang masuk diakal.
BalasHapusTerkenal ayam panggang nayamul..yuk lim dan kang deler.
BalasHapusakan lebih baik jika dikembangkan lagi blog-nya disertai artikel-artikel yang diterbitkan secara berkala
BalasHapus